RINGKASAN PANORAMA ALKITAB
Secara etimologis, Alkitab berasal dari bahasa Arab “Al dan Kitab”.
Kata “Al” sebagai artikel berarti “Sang”. Kata “Al: Sang” mengandung muatan
“luhur, unggul”. Sedangkan kata “Kitab” bisa diartikan “Buku”. Maka secara
etimologis Alkitab dapat diartikan sebagai buku yang unggul atau buku yang
luhur.
Di mana letak keunggulan atau keluhuran Alkitab? Keunggulannya bukan terletak
pada materinya (jenis kertas, jenis tulisan, warna); tetapi pada isinya. Isinya
tentang apa? Isinya tentang KESAKSIAN. Kesaksian sendiri terdiri dari dua
unsur:
- Pengalaman
(sesuatu yang dialami) dan,
- Pengetahuan
(sesuatu yang diungkapkan dan dipahami)
Lalu, kesaksian tentang apa? KESAKSIAN tentang IMAN.
Apa itu iman? Iman sebagai jawaban atas pewahyuan/pengenalan diri Allah
memiliki tiga unsur utama:
1. Thinking (Pengetahuan),
pemahaman, pemikiran tentang iman yang akan membawa pada
2. Trusting (Keyakinan),
yang membawa seseorang untuk berani menyerahkan diri sehingga
3.
Doing (Melakukan sesuatu).
Dari uraian di atas, maka Alkitab dapat
didefinisikan sebagai Kesaksian Iman akan Sabda dan Karya Allah yang
Menyelamatkan Manusia.
·
Apa itu Sabda? Sabda merupakan sesuatu yang
diucapkan/dikatakan.
·
Apa itu karya? Karya merupakan sesuatu yang
dibuat/dilakukan.
·
Siapa itu Allah?
2.
Kej 1: 1-2: 4a: Kisah
Penciptaan
Allah adalah Pencipta langit dan bumi dan segala
isinya, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan semua yang
diciptakan oleh Allah baik adanya, dan manusia diciptakan sangat amat baik. Ini
berarti tidak ada satu tempat pun atau tak ada satu hari pun yang tidak baik,
semuanya yang dari Allah, baik adanya.
3.
Kej 3: Kejatuhan manusia
dalam dosa
Terdapat tiga pola dalam sejarah manusia: Dosa –
Hukuman – Belas kasihan Allah.
- Dosa : Ketidaksetiaan pada
Allah
: Ingin sama dengan Allah dalam kekuasaan,
menggantikan kekuasaan Allah.
- Hukuman: Penderitaan
(sejak dosa awal, muncul penderitaan). Ini berarti bahwa penderitaan bukan
berasal dari Allah (karena Allah KUDUS, jadi tidak mungkin), tetapi dari dosa,
yaitu sebagai hukuman.
- Belas kasihan Allah: Berupa
anak (sebagai penerus kehidupan), dan tanah (diolah untuk mempertahankan
hidup).
d. Kej
4: 1-16: Kain Membunuh Habel
- Dosa : Kecemburuan, iri
hati, pembunuhan.
- Hukuman: Diusir dan menjadi
“pengembara” (tidak ada jaminan hidup, bebas dibunuh)
- Belas kasihan Allah: Kain
diberi “cap”, sehingga tidak akan dibunuh.
5.
Kej 4: 17-26: Kisah Lamek
(Lamek dipukul dan bengkak, tetapi dia membalas dengan membunuh).
- Dosa : Balas demdam yang
keterlaluan
- Hukuman: Keturunan Kain dan
Lamek punah (tidak punya keturunan).
- Belas kasihan Allah: Anak
(kelahiran Set, penerus kehidupan).
6.
Kej 6: Kejahatan Manusia
Latar Belakang: Kejahatan manusia sedemikian hebat sehingga
mempengaruhi mahkluk-mahkluk ilahi (anak-anak Allah/malaikat). Perpaduan
keduanya melahirkan orang-orang yang perkasa (raksasa).
- Dosa : Kejahatan merajalela
(bukan hanya di dunia manusia, tetapi merambah ke dunia ilahi)
- Hukuman: Penghancuran bumi
- Belas kasihan Allah: Nuh
diselamatkan.
7.
Kej 11: Menara Babel
- Dosa: dilukiskan dengan dua
aspek:
Horizontal : Membangun kota, artinya
memusatkan segala kegiatan manusia di dalam kota, dan kota pasti ada bentengnya
pada waktu itu. Benteng menjadi simbol untuk menutupi dosa. Maka dengan
membangun kota bisa diartikan sebagai EGOISME.
Vertikal :
Membangun menara sampai ke langit, artinya manusia ingin menyamai Allah karena
langit merupakan simbol tempat Allah tinggal. Maka membangun menara sampai ke
langit bisa diartikan sebagai KESOMBONGAN.
- Hukuman: Mengkacaubalaukan
dunia.
- Belaskasihan
Allah : Kej 12 – Wahyu
: Allah sendiri hadir di dunia.
: Allah memanggil Abraham, Bapa-bapa bangsa,
Hakim-hakim, Raja-raja, Nabi-nabi, dan puncak kehadiran-Nya dalam diri Yesus
yang adalah Allah sendiri.
: Yesus “Akulah Anak Bapa”. Yesus: Anak. Allah:
Bapa.
Kesimpulan sementara:
Allah adalah pencipta, yang berbelas kasih, dan penyelamat.
Tiga unsur kehidupan manusia (Dosa – Hukuman – Belaskasihan)
Dosa terus berkembang ( dari tidak setia – membunuh – dendam, dst.)
Alkitab disebut juga Kitab Suci
Mengapa disebut SUCI??(di mana ke-suciannya??)
Ada 2 alasan;
1.
Berkaitan dengan keberadaan
Allah.
Allah itu suci adanya, maka sabda-Nya pun suci, maka
buku yang berisi tentang kesaksian iman akan Allah disebut Kitab Suci.
2.
Kaitan dengan fungsinya ( kegunaan untuk manusia )
Fungsi dari buku ini bisa menyucikan manusia (
isinya menjadikan manusia bermoral, baik, benar, baik dalam berlaku dan
bersikap). Maka, manusia yang bermoral menyerupai Allah, baik adanya, benar
adanya, dst. Karena Allah itu suci, maka disebut kitab suci.
Kitab Suci kita; KSPL
& KSPB (kitab suci perjanjian Lama dan Baru)
Mengapa kita menyebut perjanjian?? Bukan wasiat??
Karena muatan kata perjanjian dan wasiat sangat
berbeda
Ø Wasiat pada umumnya dari seseorang
“monolog”, walaupun ada ikatannya.
Ø Perjanjian umumnya ada timbal balik
“dialog” dan ikatannya sangat kuat.
Mengapa disebut Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL)
dan Kitab Suci Perjanjian Baru (KSPB)?
- Istilah Perjanjian Lama pertama kali di pakai oleh
PAULUS ( 2 Kor 3:14). Ini pada waktu Gereja perdana, masalahnya mengapa disebut
PL & PB??
Ø Berkaitan dengan asal – PL berasal dari
bangsa Israel, PB bersal dari Gereja perdana ( orang- orang yang percaya pada
Yesus)
Ø Berkaitan dengan isinya – PL terbatas
pada satu bangsa yakni Israel, PB untuk semua orang yang percaya.
PB sering disebut juga sebagai perjanjian kekal,
karena di dalam Yesus hubungan antara manusia dan Allah menjadi tidak
terputuskan.
3. Kanon Kitab Suci
3.1 Arti Kata Kanon
Kata kanon berasal
dari bahasa Yunani yang berarti: tongkat. Tongkat itu dikemudian hari dipakai
untuk mengukur sehingga kata kanon kemudian diartikan sebagai
ukuran, kaidah, patokan. Bahasa Ibrani memakai kata Qane: tongkat,
pengukur. Berkaitan dengan Kitab Suci, Gereja mengartikan kanon sebagai daftar
resmi kitab-kitab yang menjadi ukuran, pedoman iman Gereja, yaitu daftar
buku-buku yang diakui sebagai Kitab Suci dan diterima oleh komunitas beriman
sebagai Kitab Suci. Dengan kata lain Kanon Kitab Suci berarti daftar dari
buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Alkitab, yaitu daftar buku-buku
yang sesuai dengan ukuran/kriteria sebagai Kitab Suci.
Adapun kriteria suatu buku disebut atau diakui
sebagai Kitab Suci yakni:
- Isi
buku: harus berisi tentang kesaksian iman akan sabda dan karya Allah yang
menyelamatkan.
- Universalitas
buku: Sungguh diakui dan dibenarkan oleh orang-orang yang percaya.
- Umur/usia
buku: harus sudah dipakai sejak Gereja perdana
Ketiga kriteria di atas penting, mutlak harus ada. Jika salah satu tidak ada,
maka suatu buku tidak lulus kriteria sebagai Kitab Suci. Artinya, dengan kata
lain mau dikatakan bahwa orang sekarang tidak mungkin menambah jumlah buku
dalam Kitab Suci.
3.2 Kanon: Protokanonika dan Deuterokanonika
Dari kanon inilah
kita mengenal apa yang disebut Protokanonika dan Deuterokanonika.
♠ Protokanonika (yang
pertama/terdahulu) : Daftar buku-buku yang diakui sebagai
bagian dari Kitab Suci yang pertama (Kitab Suci dalam bahasa Ibrani).
♠ Deuterokanonika (yang kedua/kemudian)
: Daftar buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Kitab Suci yang kedua
(terjemahan Kitab Suci dari bahasa Ibrani ke Yunani)
Terjemahan Kitab Suci dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani
disebut Septuaginta (artinya 70/LXX), karena jumlah yang
menterjemahkan Kitab Suci tersebut ada 70 orang. 70 dalam bahasa Yunani
adalah Septuaginta.
Persoalan: Mengapa orang Katolik menerima
Deuterokanonika sementara gereja Protestan tidak menerima?
Dalam Septuaginta (70 orang tersebut), mereka menterjemahkan bukan hanya Kitab
Suci yang berbahasa Ibrani tetapi juga tradisi-tradisi (kesaksian-kesaksian
orang beriman yang sudah diwariskan turun-temurun), dan tradisi-tradisi
tersebut ada yang asli tertulis dalam bahasa Ibrani dan tersebar serta sudah
beredar. Ingat bahwa Kitab Suci merupakan warisan iman dari mereka yang
bersaksi tentang dan dari Allah.
Tradisi-tradisi itu sendiri sudah sesuai dengan kriteria kanonisasi (isi,
universalitas, dan umur). Terjemahan terjadi setelah Gereja awal/perdana. Maka
yang diterjemahkan oleh ke 70 orang tersebut (septuaginta) adalah:
~ Kitab Suci yang berbahasa Ibrani.
~ Tradisi-tradisi yang beredar pada Gereja
perdana.
Kedua bagian di atas diterjemahkan bersama-sama dan masing-masing dari 70 orang
tersebut menterjemahkan sendiri-sendiri, dan menurut mitos, hasil terjemahan 70
orang secara sendiri-sendiri tersebut bisa dikatakan sama. Maka bagian dari
Septuaginta ada dua:
♠ Benar-benar terjemahan Kitab Suci dari Bahasa
Ibrani/yang asli, disebut protokanonika (daftar buku-buku yang pertama).
♠ Tradisi-tradisi (tambahan-tambahan), disebut
deuterokanonika.
Maka dalam Septuaginta ada: Protokanonika
(terjemahan asli Kitab Suci berbahasa Ibrani), dan Deuterokanonika
(tambahan-tambahan/yang kemudian).
Protestan menolak Deuterokanonika, bukan berarti menolak Septuaginta
seluruhnya. Mereka mengakui sebagian dari Septuaginta (yang Protokanonika) dan
menolak sebagian dari Septuaginta (yang Deuterokanonika). Mengapa? Ini terjadi
karena teologi Protestan:
· Sola
Fide : Hanya iman.
Mengutamakan iman/pokoknya iman. Yang terpenting adalah iman. Baik dan benar
tapi tidak beriman, tidak ada gunanya.
· Sola
Gratia : Hanya rahmat. Keselamatan itu bukan
karena usaha/perbuatan manusia, tapi sungguh melulu karena rahmat.
· Sola
Scriptura : Hanya Kitab Suci. Hanya Kitab Suci sebagai sumber iman.
Maka tentu harus hanya Kitab Suci yang sungguh asli. Yang asli menurut mereka
adalah Protokanonika, karena deuterokanonika menurut mereka adalah tambahan.
Mengapa Katolik mengakui dan memakai
Deuterokanonika?
Ingat akan tradisi-tradisi tadi, jika disebut tradisi-tradisi maka sudah sesuai
dengan tiga/3 kriteria kanonisasi. Karena sudah sesuai dengan criteria kanonisasi,
maka orang Katolik mau meneruskan/melanjutkan dari apa yang sudah dipakai
oleh Gereja Perdana.
Supaya lebih jelas, mengapa protestan tidak mengakui Deuterokanonika sedangkan
Katolik mengakui, ada suatu istilah terkait dengan Kitab Suci Deuterokanonika,
yaitu istilah “Apokrif”. Istilah Apokrif menagndung dua arti:
1. Arti khusus
Menurut
Protestan :
Deuterokanonika adalah tambahan , tidak asli, karena itu “palsu”. Karena
Deuterokanonika itu merupakan tambahan dan “palsu”, maka jangan dipakai, iman
harus didasarkan pada sumber yang asli/otentik.
Menurut Katolik : Apokrif adalah yang
tersembunyi (karena dalam Kitab Suci Bahasa Ibrani tidak ada), tetapi ternyata
tetap merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani, tetapi bukan Kitab Suci,
melainkan tradisi-tradisi. Karena tradisi-tradisi itu telah dipakai oleh Gereja
Perdana, maka diterima dan diakui.
2. Arti umum menurut Protestan dan Katolik
Apokrif berarti “palsu”, artinya tidak sesuai dengan
criteria kanonisasi. Misalnya Injil Barnabas, Injil Thomas, Injil Petrus dan
beragam tulisan lain.
Ekskursus: Sekilas Tentang Injil Barnabas
Injil ini sering dipakai oleh orang-orang Islam untuk menyerang orang-orang
Kristen. Injil Barnabas ditulis dalam bahasa Spanyol dan Italia.
“Injil Yesus yang Disebut Kristus, Seorang Nabi Baru yang Diutus Ke Dunia
menurut Barnabas Rasul-Nya”. Kata “menurut” mengandung dua arti:
bisa berasal dari Barnabas Rasul, bisa juga dari penulisnya.
Dari penelitian-penelitian para ahli ditemukan kesaksian bahwa Injil
Barnabas ditulis antara tahun 1300-1600 M. Penulisnya adalah Marino de Randa.
Dia adalah seorang Yahudi yang dipaksa masuk Katolik karena ia pindah ke
Spanyol (dulu Spanyol mewajibkan setiap orang untuk menjadi katolik, agama
Negara). Sebagai seorang Yahudi, sulit baginya untuk menerima/menjadi Katolik
(bagaimana mungkin saya mengikuti Yesus, orang yang saya bunuh?). Lebih
mudahlah bagi seorang Yahudi untuk menjadi Islam daripada menjadi Katolik.
Kemudian ia pergi ke Itali dan bertemu dengan orang Islam dan ia menjadi Islam.
Jadi Marino De Randa memiliki latar belakang seorang “Yahudi” yang dipaksa
menjadi “Katolik”, dan akhirnya pindah ke Islam. Maka ia berusaha membenarkan
Agama Islam (yang ia anut) untuk lepas dari Katolik, dan ia membuat
argument-argumen untuk membenarkan Islam.
Isi dari/tujuan dari Injil Barnabas:
Ø Mau memperlihatkan bahwa Yesus bukanlah
Mesias (ini pengaruh Yahudi)
Ø Meramalkan akan datangnya nabi Muhamad
(ini pengaruh Islam)
Untuk itu Marino membuat kombinasi dari 4 Injil ditambah kutipan-kutipan dari
Al-Quran dan Hadits (keterangan-keterangan tentang Al-Quran). Karena menguasai
bahasa Spanyol dan Itali, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa Spanyol dan
Itali. Karena tulisan ini berasal dari tahun 1300-1600 M, maka tidak mungkin
dari Barnabas Rasul Yesus, karena Barnabas merupkan teman seperjalanan Paulus.
Paulus Rasul (I: tahun 45 – 48 M; II: 49 – 52M), tidak mungkin/tidak sesuai
dengan tahun penulisan Injil Barnabas (1300-1600 M).
Beberapa ayat yang menunjukkan kepalsuan Injil
Barnabas:
Bab 22 : “Meskipun aku
tiada bersalah di dunia, Aku disebut Allah dan Anak Allah, maka supaya Aku
tidak diejek setan-setan di hari kiamat, Allah menghendaki Aku diejek manusia
dengan matinya Yudas yang dikira Aku yang mati dan ejekan itu akan terus
berlangsung sampai datangnya Mohamad utusan Allah…”.
Bab 28 : “Dan berubahlah
wajah Yudas menjadi wajah Yesus sehingga Yudas ditangkap dan
disalibkan , karena ia disangka Yesus…”.
No. 218 : “Para murid Yesus yang tidak
taqwa pada Allah pergi pada malam hari dan mengambil mayat Yudas dan
menyembunyikan, lalu mereka menyatakan Yesus bangkit”.
4. Kitab Suci Tidak Sama dengan Surat Allah Kepada
Umat-Nya
Kitab Suci tidak sama dengan surat Allah kepada umat-Nya, tetapi merupakan
sabda Allah yang tertulis dalam bahasa manusia. Mengapa demikian? Surat,
berarti ada 2 kemungkinan: ditulis sendiri, atau didektekan untuk ditulis oleh
orang lain. Sedangkan Kitab Suci, bukan Allah yang menulis dan Allah juga tidak
mendektekan supaya ditulis. Maka jika Kitab suci disebut sebagai surat Allah
kepada umat-Nya, tampaknya tidak pas/ tidak sesuai, dan jangan dipakai.
Yang benar adalah bahwa Kitab Suci merupakan Sabda Allah yang tertulis dalam
bahasa manusia (penyataan diri Allah, orang mengalami siapa itu Allah), bisa
melalui peristiwa sehari-hari, melalui sabda/perkataan, kotbah, nasehat.
Umumnya peristiwa dan sabda terdai secara lisan (dialami), baru dikemudian hari
dituliskan atas dasar inspirasi (pengalaman iman), bukan didektekan oleh
Allah, tetapi diinspirasi oleh Allah.
5. Kitab Suci Bersifat Normatif
Gereja menerima Kitab Suci sebagai norma/aturan
hidup karena Gereja mengimani bahwa Kitab Suci diilhami/diinspirasikan oleh Roh
Kudus.
1.
Alasan Kitab Suci bersifat normatif
Kitab Suci bersifat normatif karena diterima sebagai
norma dasar Gereja atau aturan hidup dalam Gereja, diilhami/dinspirasikan oleh
Roh Kudus dan berisikan sabda Allah/wahyu kehendak Allah. Selain Kitab Suci, Tradisi
Apostolik dan Magisterium Gereja juga merupakan norma bagi Gereja.
2.
Obyek/cakupan normatif dari Kitab Suci
Kitab Suci bersifat normatif menyangkut dua hal:
Iman dan perbuatan. Dalam hal iman Kitab Sucimenjadi norma bagaimana Gereja
beriman, bagaimana manusia menjawab undangan Tuhan secara benar sesuai Kitab
Suci. Dalam hal perbuatan Kitab Suci menjadi norma bagaimana manusia bertingkah
laku dalam dunia dan sejarah sesuai dengan Kitab Suci.
3.
Subyek/pelaku normatif dari Kitab Suci
Kitab Suci (Alkitab) diperuntukkan bagi
seluruh umat Kristen (Katolik) sebagai satu komunitas ; bagi Gereja sebagai
suatu struktur sosial; dan bagi Hierarki Gereja untuk menjalankan fungsinya
sesuai semangat injil-melayani, bukan sebagai tuan – penguasa.
4.
Sumber sifat normatif Kitab Suci
Sumber sifat normatif Kitab Suci berasal dari Allah
sendiri yang hadir dalam sabda-Nya yang berinkarnasi dalam Kristus.
6. Tafsir Kitab Suci: Upaya Memahami maksud Kitab
Suci (DV 12)
1. Menangkap
maksud Allah: Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan cermat apa yang mau
disampaikan Allah lewat penulis Kitab Suci.
2. Menangkap
maksud pengarang: Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki jenis-jenis sastra
dalam Kitab Suci, situasi zaman saat Kitab Suci dituliskan guna mengerti maksud
pengarang Kitab Suci.
3. Roh Kudus
adalah penafsir Kitab Suci. Kitab Suci harus ditafsirkan dalam terang Roh
Kudus. Konsili Vatikan II memberikan beberapa kriteria:
- Penafsir
harus memperhatikan dengan seksama isi dan kesatuan seluruh Kitab Suci: pusat
dan hatinya adalah Yesus Kristus.
- Penafsir
harus membaca Kitab Suci dalam terang tradisi hidup seluruh Gereja.
- Penafsir
harus memperhatikan analogi iman: hubungan kebenaran-kebenaran iman dalam
keseluruhan wahyu.
Alkitab disebut Perpustakaan Mini
Alkitab
juga bisa disebut “perpustakaan mini”.
Perpustakaan
: Umumnya ada banyak buku
: Maka umumnya juga ada banyak pengarang.
Kenyataannya, Alkitab
kita memang ditulis oleh banyak pengarang dan terdiri dari banyak buku, maka
disebut sebagai perpustakaan, dan karena kecil maka disebut perpustaakan mini.
Jumlah buku dalam
Kitab Suci ada 72 buku: PL (45 buku), PB (27 buku). Kitab PL berkaitan dengan
judul ada 46 (Ezra-Nehemia: 2 judul 1 buku).
Ingat bahwa Istilah
Perjanjian Lama pertama kali di pakai oleh PAULUS ( 2 Kor 3:14). Ini pada waktu
Gereja perdana, masalahnya mengapa disebut PL & PB??
Ø Berkaitan
dengan asal → PL berasal dari bangsa Israel, PB berasal dari Gereja
perdana (orang- orang yang percaya pada Yesus)
Ø Berkaitan
dengan isi → PL terbatas pada satu bangsa yakni Israel, PB untuk
semua orang yang percaya.
Dalam Kitab Suci berbahasa Ibrani dan dalam Kitab Suci berbahasa Yunani (Septuaginta),
Ezra-Nehemia hanya dihitung 1 buku, tetapi judulnya ada 2, maka ada 46 judul,
45 buku.
Dalam Kitab suci berbahasa Latin (terjemahan Kitab Suci dari Ibrani ke
Latin: Vulgata), Ezra-Nehemia dihitung 2 judul dan 2 buku,
maka jumlah Kitab Suci Perjanjian Lama baik judul maupun bukunya ada 46.
Maka dalam Kitab Suci berbahasa Ibrani dan Yunani (Septuaginta), semua
buku dalam Perjanjian Lama ada 45 buku karena Ezra–Nehemia disatukan/digabung.
Sedangkan dalam Kitab Suci berbahasa Latin (Vulgata), semua buku
dalam Perjanjian Lama ada 46 buku karena Ezra – Nehemia dipisahkan.
2. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
2.1 Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL)
Orang Yahudi
menghitung jumlah KSPL: 24 Kitab. Orang protestan menghitungnya 34 Kitab,
sedangkan Katolik 45 Kitab.
KSPL dibagi menjadi 3
kelompok besar, yakni Kitab Taurat (Torah), Kitab Nabi-nabi (Nebiim),
Kitab Hikmat/Kebijaksanaan (Ketubim).
2.1.1 Kitab Taurat (Torah)
Kitab Taurat Musat
(bahasa Indonesia) yang dalam bahasa Ibraninya Torah dan dalam
bahasa Yunaninya Pentateukh memiliki arti sebagai Lima
gulungan kitab/buku (Kej, Kel, Im, Bil, Ul).
a. Kejadian:
bercerita tentang penciptaan dunia dan awal mula sejarah bangsa Israel.
b. Keluaran:
memuat tentang sejumlah hukum dan mengisahkan pengungsian ke tanah Mesir,
dan exodus (keluar dari tanag Mesir).
c. Imamat:
memuat tentang perayaan-perayaan / peribadatan selama di padang gurun.
d. Bilangan:
memuat banyak data, angka-angka, daftar-daftar (yang aktual dan benar). Juga
memuat tentang kelanjutan perjalanan bangsa Israel di padang gurun sekaligus
memuat beberapa hukum
e. Ulangan:
mengisahkan kembali wejangan-wejangan dari Musa berkaitan dengan hukum-hukum
dan nasihat dari Musa saat di padang gurun.
2.1.2 Kitab Nabi-nabi (Nebiim)
→ 15 Kitab disebut
Kitab Sejarah (Kitab Sejarah Deuteronomistis dan Kitab Sejarah Kronistis)
→ 18 Kitab disebut
Kitab Nabi-nabi
Ke – 15 Kitab sejarah
digabungkan ke dalam Kitab Nabi-nabi karena Kitab sejarah mengisahkan
tokoh-tokoh karismatis (Yosua, hakim-hakim), maka dimasukkan ke dalam Kitab
Nabi-nabi walupun tokoh-tokoh itu tidak kita sebut nabi. Artinya, gejala-gejala
kenabian ada dalam tokoh-tokoh karismatis tersebut, sehingga digabungkan dalam
kitab nabi-nabi (karena mereka juga melaksanakan tugas nabi.
a. Ke – 15 Kitab Sejarah
1). Kitab Yosua: melanjutkan
kisah Pentateukh (mau menggabungkan Kitab pentateukh dengan Kitab sejarah),
berkaitan dengan perebutan tanah kanaan dan pembagian ke -12 suku Israel.
Setela Yosua mati, digantikan oleh hakim-hakim.
2). Kitab H akim-hakim: Tugas hakim adalah
memimpin dalam militer dan keagamaan (pemimpin itulah yang diberi gelar hakim).
Isi kitab adalah perang bangsa Israel yang baru menetap di Kanaan, berperang
dengan bangsa-bangsa sekitar.
3). Kitab Rut:
Mengisahkan seorang perempuan yang bernama Rut dari Moab (bangsa kafir), tetapi
justru ialah yang menjadi nenk moyang Raja Daud.
4). Kitab
Samuel (1 dan 2 Samuel): mengisahkan
tentang perang Samuel dalam sejarah lahirnya Kerajaan Israel dari ke – 12 suku
Israel. Samuellah yang kemudian mengangkat raja Saul. Samuel menjadi masa akhir
dari hakim-hakim dan awal masa nabi-nabi/pembuka gerbang untuk nabi-nabi.
5). Kitab
Raja-raja (1 dan 2 Raja-raja): mengisahkan
tentang terpecahnya Kerajaan Israel menjadi Kerajaan Utara (Israel) dengan
ibukotanya Samaria dan Kerajaan Selatan (Yehuda) dengan ibukotanya Yerusalem.
6). Kitab Tawarikh: Mengisahkan
tentang kronologi (kronik), mengenai catatan-catatan sejarah kehidupan Israel.
Isinya menceritakan/mengisahkan kembali ringkasan sejarah Israel dari awal
sampai ke pembuangan. Karena merupakan ringkasan dari sejarah Israel, maka
lebih lengkap dari Kitab raja-raja, juga lebih jelas “benang merahnya”.
7). Kita b Ezra – Nehemia: mengisahkan
tentang perang oleh Ezra (imam), juga oleh Nehemia (Gubernur) dalam membangun
kembali Yerusalem dan Bait Allah pada saat mereka kembali dari pembuangan di
Babilon.
8). Kitab
Tobit: mengisahkan tentang penderitaan seseorang yang bernama Tobit, tetapi
kemudian anakknya yang bernama Tobia menikah dengan Sara dan mendatagkan
kebahagiaan bagi Tobit.
9). Kitab
Yudit: mengisahkan tentang seorang perempuan Israel yang berhasil
menyelamatkan orang-orang Israel dan kota Yerusalem dari serangan musuh.
10). Kitab
Ester: mengisahkan tentang seorang perempuan Israel yang bernama
Ester yang menjadi permaisuri raja Persia dan menyelamatkan bangsa Israel dari
ancaman pembunuhan/pembantaian suku.
11). Kitab
Makabe (1 dan 2 Makabe): mengisahkan tentang perang kemerdekaan
menumpas penindasan dan penjajahan. Perang dipimpin oleh Yudas dari keluarga
Makabe. Penindasan dilakukan oleh Antiokus II Epifanes, yang menyebarkan
Hellenisme (Budaya Yunani-Romawi). Bagi yang tidak mau mengikuti budaya
Hellenis akan disiksa dan dibunuh. Keluarga Makabe tidak mau mengikuti budaya
Hellenis dan tetap berpegang teguh pada budaya Israel, mereka berjuang demi
kebenaran/kemurnian agama.
b. Ke – 18 Kitab Nabi-nabi
→ Ke-18 Kitab Nabi-nabi
ini dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
- 4 Kitab
disebut Nabi-nabi Besar
- 12 Kitab disebut
Nabi-nabi Kecil
- 2
Kitab non-nabi tapi masuk dalam kelompok Kitab Nabi-nabi. Alasan yang
mendasari hal ini ialah bahwa karena kedua kitab yang dimaksud erat
kaitannya dengan Kitab Nabi-nabi, walaupun sebenarnya bukan Kitab Nabi-nabi.
1). Kitab
Nabi-nabi Besar (4): Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel.
Disebut Nabi-nabi
besar bukan karena ukuran orangnya yang besar, tetapi karena pengaruh ajaran
nabi-nabi diatas sangat luas, atau lebih luas dibandingkan nabi-nabi yang lain
bagi bangsa Israel.
2). Kitab
nabi-nabi Kecil (12): Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleaki.
Disebut nabi-nabi
kecil karena pengarunhnya tidak terlalu luas, atau tidak seluas pengaruh
nabi-nabi besar.
3). Kitab non-nabi
tapi masuk dalam kelompok Kitab Nabi-nabi (2): Ratapan dan Baruk
* Ratapan :
mengisahkan tentang lagu-lagu kematian bangsa Israel (penghancuran Israel,
penaklukaan Yerusalem, dan pembuangan ke Babel tahun 850 SM). Allah
Israel dipandang kalah oleh dewa-dewi Babel.
* Baruk :
mengisahkan tentang semangat hidup orang-orang Yahudi di perantauan. Baruk
adalah seorang sekretaris Nabi Yeremia. Pada saat penghancuran Israel, Baruk
dibawa oleh Yeremia ke perantauan, bukan di pembuangan.
2.1.3 Kitab
Hikmat/Kebijaksanaan (Ketubim)
Kitab hikmat/kebijaksanaan merupakan suatu rangkaian tulisan atas seni/cara
hidup seseorang atau suatu bangsa. Kitab ini umumnya berupa
sajak, puisi, atau nasihat yang isinya tentang Hikmat Kebijaksanaan
Allah dan hikmat kebijaksanaan manusia serta sikap-sikap dan prilaku manusia
dan alam sekitar.
Ada
7 (tujuh) Kitab Kebijaksanaan, yakni Ayub, Mazmur, Amsal,
Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, dan Yesus Bin Sirakh. Berikut
penjelasan singkat mengenai ketujuh kitab tersebut:
1). Kitab Ayub:
mengisahkan tentang problematika seseorang bernama Ayub yang
menderita, padahal Ayub itu orang yang saleh.
Perlu
diketahui bahwa dari Kitab Kejadian – Kitab Baruk tertanam teori/paham
“Pembalasan dibumi”: Penderitaan itu berasal dari dosa. Orang baik/saleh akan
selamat sedangkan orang berdosa akan menderita.
Ayub
adalah seorang yang saleh, kaya, memiliki banyak ternak, juga banyak anak,
maka ia diberkati Allah. Kendati demikian, harta dan hewannya
dirampas, anak-anaknya mati, dan ia sendiri menderita penyakitan.
Maka kawan-kawan Ayub dan isteri Ayub yang berpegang pada teori
“pembalasan di bumi” datang dan menyuruh Ayub bertobat. Sementara Ayub sendiri
bertanya “bagaimana harus bertobat kalau saya tidak bersalah/berdosa?”
Kawan-kawan dan istri Ayub memiliki paham bahwa penderitaan itu karena dosa,
maka Ayub harus bertobat, sedangkan Ayub tidak berdosa, maka Ayub naik banding
kepada Allah. Di sini sebenarnya maudilukiskan bahwa paham tentang “penderitaan
itu berasal dari dosa” tidak tepat lagi. Kisah Ayub sebenarnya
menjadi anti tesis atas teori pembalasan di bumi bahwa penderitaan tidak selalu
karena dosa.
2). Kitab
Mazmur: isinya tentang kumpulan lagu-lagu keagamaan bangsa Israel
3). Kitab
Amsal: isinya memuat kata-kata mutiara, pribahasa, pepatah, petuah,
nasihat-nasihat bijak. Dalam Kitab Amsal sebenarnya lahir teori “pembalasan di
bumi”, di mana teori tersebut lahir dari para tua Israel dengan melihat alam
sekitar, dan menariknya sebagai suatu teori.
4). Kitab
Pengkotbah, (Ibrani: Kohelet): isinya memuat renungan tentang
keadaan malang manusia di dunia, di mana segala sesuatu sia-sia, usaha dan
pekerjaan kita semua sia-sia karena manusia pasti mati sehingga sia-sia. Maka
yang paling bijak adalah bertaqwa pada Allah.
5). Kitab
Kidung Agung: isinya tentanbg kisah cinta antara muda-mudi yang merupakan
gambaran kisah cinta antara Allah dan bangsa Israel.
6). Kitab
Kebijaksanaan Salomo: isinya tentang wejangan khusus mengenai kematian
orang-orang baik dan keadaannya kelak di alam baka
7). Kitab
Yesus bin Sirak: isinya tentang kumpulan dari petuah-petuah,
wejangan-wejangan, renungan-renungan, dan pepatah-pepatah dari seseoran yang
bernama Yesus bin Sirak.
2.2 Kitab Suci
Perjanjian Baru
2.2.1 Injil
(Kabar gembira)
Kata Injil berasal dari bahasa Yunani, euanggelion. Secara profan,
kata euanggaelion berarti “upah” penyampaian kabar
baik. Tetapi di kemudian hari berubah menjadi “kabar baik”
saja. Sedangkan secara religius, kata euanggelion erat kaitannya
dengan kultus penobatan/naik tahtanya seorang kaisar atau kelahiran
kaisar. Upacara/kultus inilah yang disebut “kabar gembira”.
Dalam Perjanjian Lama, kata yang hampir serupa dengan euanggelion (kabar
baik, kabar gembira) ialah bissan (Ibrani) yang berarti
mewartakan kabar kesejahteraan, kebebasan, dan keselamatan. Dalam Perjanjian
Baru sendiri, kata euanggelion diartiakan kemudian sebagai
suatu kabar keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus.
Injil terdiri dari 4
(empat) Kitab/buku, yakni Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
a. Injil
Matius: dilambangkan dengan “manusia” karena ia mengawali Injilnya dengan
silsilah Yesus Kristus sebagai manusia.
b. Injil
Markus: dilambangkan dengan “singa” karena ia mengawali Injilnya dengan
kisah Yohanes Pembaptis yang berteriak-teriak dipadang gurun. Teriakan-teriakan
itu bagaikan singa yang mengaum-ngaum.
c. Injil
Lukas: dilambangkan dengan “lembu” karena ia mengawali Injilnya dengan
kisah Zakaria yang bisu. Kebisuan Zakaria ini seperti lembu yang akan dijadikan
kurban.
d. Injil
Yohanes: Yohanes dilambangkan dengan “rajawali” karena ia mengawali
Injilnya dengan kisah mengenai karya Allah sendiri (menunjukkan ke Allahan
Yesus) Yesus berasal dari Allah, dari Atas, turun kedunia, menukik ke dunia
bagai rajawali.
Injil Yohanes tidak termasuk ke dalam Injil sinoptik karena Injil Yohanes
sangat berbeda dengan ke tiga injil yang lain. Dalam Injil sinoptik terdapat
kronologi waktu mulai kelahiran Yesus, karya Yesus, sampai kematian-Nya di
Salib. Dalam Injil Yohanes tidak ada kronologi waktu, kisahnya
melompat-lompat. Injil Yohanes ditulis tahun 100/terakhir bla
dibandingkan ke 3 Injil yang lain.
Injil Sinoptik
Injil Sinoptik, dari kata sinopsis (kata Yunani), artinya
“selayang/sekilas pandang”. Yang termasuk Injil Sinoptik adalah: Matius,
Markus, dan Lukas. Ketiganya disebut sebagai Injil Sinoptik karena sekilas
pandang ketiganya sama. Namun jika dicermati dengan teliti akan ditemukan
banyak perbedaan, tetapi jika sekilas pandang akan tampak sama.
→ Injil Sinoptik, mengapa ada persamaan dan perbedaan?
Ini berkaitan dengan beberapa teori:
Ø Teori tanpa
ketergantungan
Teori ini menyatakan
bahwa para penginjil menulis injilnya sendiri-sendiri berdasrakan tradisi yang
beredar dalam jemaat, tanpa ada hubungan dan ketergantungan satu sama lain.
Teori ini kurang diminati.
Ø Teori Matius
Aram
Teori ini menyatakan
bahwa injil yang tertua adalah Matius berbahasa Aram yang ditulis oleh
rasul Matius. Dan Injilitu menjadi dasar penulisan/dipakai oleh Markus dan
Lukas dalam menulis Injilnya, maka dari itulah ada persamaan dan perbedaan
karena dasarnya Injil Mateus berbahasa Aram. Teori ini cukup berpengaruh, dan
mempengaruhi urutan-urutan Injil dalam Kitab Suci sekarang.
Ø Teori dua
atau empat sumber
· Teori
ini menyatakan bahwa Injil yang tertua adalah Markus, dan Injil Markus menjadi
dasar penulisan/dipakai oleh Matius dan Lukas.
· Kendati
Matius dan Lukas memakai Injil Markus sebagai sumber penulisan, mereka
juga memiliki sumber yang lain lagi yang disebut sumber “Q” (Quelle:
sumber-sumber). Maka sumber yang dipakai oleh Matius dan Lukas adalah Injil
Markus dan Quelle sehingga ada persamaan dan ada perbedaan. Karena memakai
sumber Markus, maka ada persamaan antara ketiganya. Karena memakai sumber
Quelle, maka Matius dan Lukas ada persamaan, tetapi ada perbedaan dengan Markus
karena Markus tidak memakai Quelle.
· Selain
memakai Injil Markus dan Quelle, ternyata Matius juga mempunyai sumber sendiri,
sumber khusus “Sondergut” (sumber khas milik Matius)
· Lukas
juga mempunyai sumber khusus “Sondergut” (sumber khas milik Lukas)
· Dengan
demikian ada 4 sumber:
- Dari
sumber Markus: Ada persamaan antara Matius, markus, dan Lukas
- Dari
sumber Quelle: Ada persamaan antara Matius dan Lukas, tetapi ada perbedaan
denagn Markus
- Dari
sumber Sondergut (sumber khas milik Matius): Mateus berbeda
dengan Markus dan Lukas
- Dari
sumber Sondergut (sumber khas milik Lukas): Lukas berbeda dengan
Matius dan Markus.
Penemuan teori ini tergolong baru, namun paling mendekati kebenaran. Karena
penemuan ini baru, sedangkan urutan Injil sudah dibakukan sebelumnya
sehingga kendati Markus adalah Injil yang tertua, namun urutannya tidak dibuat
menurut Markus.
→ Injil Yohanes, Tidak Masuk dalam Jajaran Injil
Sinoptik
Injil
Yohanes tidak termasuk ke dalam Injil sinoptik karena Injil Yohanes sangat
berbeda dengan ke tiga injil yang lain. Dalam Injil sinoptik terdapat kronologi
waktu mulai kelahiran Yesus, karya Yesus, sampai kematian-Nya di Salib. Dalam
Injil Yohanes tidak ada kronologi waktu, kisahnya melompat-lompat. Injil
Yohanes ditulis tahun 100/terakhir bla dibandingkan ke 3 Injil yang lain.
2.2.2 Kisah Para
Rasul
Kisah Para Rasul di tulis oleh Lukas. Karena menurut Lukas mengenal Yesus hanya
dipenampilan dunia saja tidak cukup ( dalam injil Lukas dituliskan mengenai
penampilan Yesus di dunia : dari lahir s/d naik ke surga), sehingga belum cukup
jika hanya membaca injil, maka ;
- Lukas
mengisahkan para rasul (tentang pengaruh hidup Yesus bagi para rasul)
- Lukas
mengisahkan tentang kesaksian : tentang Yesus setelah Ia meninggalkan panggung
dunia sebagaimana dialami dan diwartakan oleh para muridnya dan Gereja Perdana.
Kisah Para Rasul
menceritakan peristiwa yang sangat penting :
“ Pentahbisan”
yakni lahirnya gereja hingga karya misioner dari Paulus.
2.2.3 Ke-13 Surat
Paulus
Ø Surat
Paulus kepada jemaat di Roma, I dan II Korintus, Galatia, Efesus, Filipi,
Kolose, I dan II tesalonika
Ø Surat
Paulus I dan II kepada Timotius, Titus, Filemon.
Ø Surat
kepada orang Ibrani.
Urutan surat ini tidak
didasarkan atas kronologi waktu penulisan, tapi didasarkan atas :
· Panjang
pendeknya surat ( yang panjang ditulis lebih dahulu).
· Alamatnya
(yang dialamatkan untuk jemaat didahulukan daripada yang untuk perseorang).
Surat yang tertua
adalah surat I dan II Tesalonika. 13 surat ini di bagi juga dalam 9 surat untuk
jemaat, 4 surat untuk perorangan. Secara khusus :
ü Surat
I dan II timotius dan Titus disebut surat “Pastoral”
karena disurat- surat itu memberikan pedoman penggembalaan umat setempat (Pastoral).
ü Surat
kepada jemaat di Roma, I dan II Korintus, Galatia disebut surat
Paulus yang Besar/ Mayor karena panjang surat itu.
ü Surat
kepada jemaat di Efesus, Filipi, Kolose dan Filemon di
sebut surat- surat dari penjara karena surat- surat itu ditulis Paulus
saat ia di penjara.
2.2.4 Surat
kepada orang Ibrani
Dulu
surat kepada orang Ibrani ini pernah dikelompokan ke dalam surat Paulus
(sehingga ada 14), tapi sekarang tidak. Dulu digolongkan kedalam surat Paulus
karena ide- ide atau gagasannya sangat dekat denga surat Paulus, tapi
dikemudian hari diragukankarena bahasa dan gaya bahasanya berbeda dengan
Paulus. Karena diragukan maka tidak dikelompokan ke dalam surat Paulus dan
menjadi surat tersendiri.
2.2.5 Surat-surat
katolik
Surat Katolik terdiri dari 7 (tujuh) buku. Ke-7 surat katolik itu yakni Yakobus, I
dan II Petrus, I, II, dan III Yohanes, dan surat Yudas.
Disebut surat katolik
bukan berarti dilamatkan untuk orang katolik, tapi karena di tujukan kepada
orang-orang kristiani pada umumnya (di manapun berada) tidak terbatas pada
orang, kelompok tertentu. Kata katolik (katolikhos: tentang hal yang
universal, umum, tidak terbatas).
2.2.5 Kitab Wahyu
Paling akhir dari Kitab Suci kita adalah Kitab Wahyu. Isinya berbicara tentang
akhir dari sejarah yaitu berupa serangkaian penglihatan mengenai hal ikwal umat
Kristen dan dunia secara keseluruhan. Kekhasan Kitab berisi tentang
hal-hal dimasa depan dan akhir zaman, berbeda dengan kitab-kitab yang lain yang
berbicara tentang masa lampau dan masa sekarang (masa penulis Kitab Suci).
Kantor Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan Liturgi KAPal, 28 Juni
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar