Sabtu, 21 Januari 2017

RINGKASAN PANORAMA ALKITAB

            Secara etimologis, Alkitab berasal dari bahasa Arab “Al dan Kitab”. Kata “Al” sebagai artikel berarti “Sang”. Kata “Al: Sang” mengandung muatan “luhur, unggul”. Sedangkan kata “Kitab” bisa diartikan “Buku”. Maka secara etimologis Alkitab dapat diartikan sebagai buku yang unggul atau buku yang luhur.
            Di mana letak keunggulan atau keluhuran Alkitab? Keunggulannya bukan terletak pada materinya (jenis kertas, jenis tulisan, warna); tetapi pada isinya. Isinya tentang apa? Isinya tentang KESAKSIAN. Kesaksian sendiri terdiri  dari dua unsur:
-          Pengalaman (sesuatu yang dialami) dan,
-          Pengetahuan (sesuatu yang diungkapkan dan dipahami)
Lalu, kesaksian tentang apa? KESAKSIAN tentang IMAN. Apa itu iman? Iman sebagai jawaban atas pewahyuan/pengenalan diri Allah memiliki tiga unsur utama:
1.      Thinking (Pengetahuan), pemahaman, pemikiran tentang iman yang akan membawa pada
2.      Trusting (Keyakinan), yang membawa seseorang untuk berani menyerahkan diri sehingga
3.                  Doing (Melakukan sesuatu).
Dari uraian di atas, maka Alkitab dapat didefinisikan sebagai Kesaksian Iman akan Sabda  dan Karya Allah yang Menyelamatkan Manusia.
·                     Apa itu Sabda? Sabda merupakan sesuatu yang diucapkan/dikatakan.
·                     Apa itu karya? Karya merupakan sesuatu yang dibuat/dilakukan.
·                     Siapa itu Allah?
2.                  Kej 1: 1-2: 4a: Kisah Penciptaan
Allah adalah Pencipta langit dan bumi dan segala isinya, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan semua yang diciptakan oleh Allah baik adanya, dan manusia diciptakan sangat amat baik. Ini berarti tidak ada satu tempat pun atau tak ada satu hari pun yang tidak baik, semuanya yang dari Allah, baik adanya.
3.                  Kej 3: Kejatuhan manusia dalam dosa
Terdapat tiga pola dalam sejarah manusia: Dosa – Hukuman – Belas kasihan Allah.
-    Dosa : Ketidaksetiaan pada Allah
: Ingin sama dengan Allah dalam kekuasaan, menggantikan kekuasaan Allah.
-    Hukuman: Penderitaan  (sejak dosa awal, muncul penderitaan). Ini berarti bahwa penderitaan bukan berasal dari Allah (karena Allah KUDUS, jadi tidak mungkin), tetapi dari dosa, yaitu sebagai hukuman.
-    Belas kasihan Allah: Berupa anak (sebagai penerus kehidupan), dan tanah (diolah untuk mempertahankan hidup).
d.      Kej 4: 1-16: Kain Membunuh Habel
-    Dosa : Kecemburuan, iri hati, pembunuhan.
-    Hukuman: Diusir dan menjadi “pengembara” (tidak ada jaminan hidup, bebas dibunuh)
-    Belas kasihan Allah: Kain diberi “cap”, sehingga tidak akan dibunuh.
5.                  Kej 4: 17-26: Kisah Lamek (Lamek dipukul dan bengkak, tetapi dia membalas dengan membunuh).
-    Dosa : Balas demdam yang keterlaluan
-    Hukuman: Keturunan Kain dan Lamek punah (tidak punya keturunan).
-    Belas kasihan Allah: Anak (kelahiran Set, penerus kehidupan).
6.                  Kej 6: Kejahatan Manusia
Latar Belakang: Kejahatan manusia sedemikian hebat sehingga mempengaruhi mahkluk-mahkluk ilahi (anak-anak Allah/malaikat). Perpaduan keduanya melahirkan orang-orang yang perkasa (raksasa).
-    Dosa : Kejahatan merajalela (bukan hanya di dunia manusia, tetapi merambah ke dunia ilahi)
-    Hukuman: Penghancuran bumi
-    Belas kasihan Allah: Nuh diselamatkan.
7.                  Kej 11: Menara Babel
-    Dosa: dilukiskan dengan dua aspek:
Horizontal   : Membangun kota, artinya memusatkan segala kegiatan manusia di dalam kota, dan kota pasti ada bentengnya pada waktu itu. Benteng menjadi simbol untuk menutupi dosa. Maka dengan membangun kota bisa diartikan sebagai EGOISME.
Vertikal       : Membangun menara sampai ke langit, artinya manusia ingin menyamai Allah karena langit merupakan simbol tempat Allah tinggal. Maka membangun menara sampai ke langit bisa diartikan sebagai KESOMBONGAN.
-    Hukuman: Mengkacaubalaukan dunia.
-    Belaskasihan Allah   : Kej 12 – Wahyu
: Allah sendiri hadir di dunia.
: Allah memanggil Abraham, Bapa-bapa bangsa, Hakim-hakim, Raja-raja, Nabi-nabi, dan puncak kehadiran-Nya dalam diri Yesus yang adalah Allah sendiri.
: Yesus “Akulah Anak Bapa”. Yesus: Anak. Allah: Bapa.
Kesimpulan sementara:
            Allah adalah pencipta, yang berbelas kasih, dan penyelamat.
            Tiga unsur kehidupan manusia (Dosa – Hukuman – Belaskasihan)
            Dosa terus berkembang ( dari tidak setia – membunuh – dendam, dst.)


Alkitab disebut juga Kitab Suci

 Mengapa disebut SUCI??(di mana ke-suciannya??)
Ada 2 alasan;
1.                  Berkaitan dengan keberadaan Allah.                                                                                                         
Allah itu suci adanya, maka sabda-Nya pun suci, maka buku yang berisi tentang kesaksian iman akan Allah disebut Kitab Suci.
2.                  Kaitan dengan fungsinya ( kegunaan untuk manusia )
Fungsi dari buku ini bisa menyucikan manusia ( isinya menjadikan manusia bermoral, baik, benar, baik dalam berlaku dan bersikap). Maka, manusia yang bermoral menyerupai Allah, baik adanya, benar adanya, dst. Karena Allah itu suci, maka disebut kitab suci.

      Kitab Suci kita; KSPL & KSPB (kitab suci perjanjian Lama dan Baru)
Mengapa kita menyebut perjanjian?? Bukan wasiat??
Karena muatan kata perjanjian dan wasiat sangat berbeda
Ø  Wasiat pada umumnya dari seseorang “monolog”, walaupun ada ikatannya.
Ø  Perjanjian umumnya ada timbal balik “dialog” dan ikatannya sangat kuat.
Mengapa disebut Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL) dan Kitab Suci Perjanjian Baru (KSPB)?
- Istilah Perjanjian Lama pertama kali di pakai oleh PAULUS ( 2 Kor 3:14). Ini pada waktu Gereja perdana, masalahnya mengapa disebut PL & PB??
Ø  Berkaitan dengan asal – PL berasal dari bangsa Israel, PB bersal dari Gereja perdana ( orang- orang yang percaya pada Yesus)
Ø  Berkaitan dengan isinya – PL terbatas pada satu bangsa yakni Israel, PB untuk semua orang yang percaya.
PB sering disebut juga sebagai perjanjian kekal, karena di dalam Yesus hubungan antara manusia dan Allah menjadi tidak terputuskan.

3. Kanon Kitab Suci
3.1 Arti Kata Kanon
      Kata kanon berasal dari bahasa Yunani yang berarti: tongkat. Tongkat itu dikemudian hari dipakai untuk mengukur sehingga kata kanon kemudian diartikan sebagai ukuran, kaidah, patokan. Bahasa Ibrani memakai kata Qane: tongkat, pengukur. Berkaitan dengan Kitab Suci, Gereja mengartikan kanon sebagai daftar resmi kitab-kitab yang menjadi ukuran, pedoman iman Gereja, yaitu daftar buku-buku yang diakui sebagai Kitab Suci dan diterima oleh komunitas beriman sebagai Kitab Suci. Dengan kata lain Kanon Kitab Suci berarti daftar dari buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Alkitab, yaitu daftar buku-buku yang  sesuai dengan ukuran/kriteria sebagai Kitab Suci.
Adapun kriteria suatu buku disebut atau diakui sebagai Kitab Suci yakni:
-          Isi buku: harus berisi tentang kesaksian iman akan sabda dan karya Allah yang menyelamatkan.
-          Universalitas buku: Sungguh diakui dan dibenarkan oleh orang-orang yang percaya.
-          Umur/usia buku: harus sudah dipakai sejak Gereja perdana
            Ketiga kriteria di atas penting, mutlak harus ada. Jika salah satu tidak ada, maka suatu buku tidak lulus kriteria sebagai Kitab Suci. Artinya, dengan kata lain mau dikatakan bahwa orang sekarang tidak mungkin menambah jumlah buku dalam Kitab Suci.

3.2 Kanon: Protokanonika dan Deuterokanonika
      Dari kanon inilah kita mengenal apa yang disebut Protokanonika dan Deuterokanonika.
♠ Protokanonika (yang pertama/terdahulu)    : Daftar buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Kitab Suci yang pertama (Kitab Suci dalam bahasa Ibrani).
♠ Deuterokanonika (yang kedua/kemudian)   : Daftar buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Kitab Suci yang kedua (terjemahan Kitab Suci dari bahasa Ibrani ke Yunani)
            Terjemahan Kitab Suci dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani disebut  Septuaginta (artinya 70/LXX), karena jumlah yang menterjemahkan Kitab Suci tersebut ada 70 orang.  70 dalam bahasa Yunani adalah Septuaginta.
Persoalan: Mengapa orang Katolik menerima Deuterokanonika sementara gereja Protestan tidak menerima?
            Dalam Septuaginta (70 orang tersebut), mereka menterjemahkan bukan hanya Kitab Suci yang berbahasa Ibrani tetapi juga tradisi-tradisi (kesaksian-kesaksian orang beriman yang sudah diwariskan turun-temurun), dan tradisi-tradisi tersebut ada yang asli tertulis dalam bahasa Ibrani dan tersebar serta sudah beredar. Ingat bahwa Kitab Suci merupakan warisan iman dari mereka yang bersaksi tentang dan dari Allah.
            Tradisi-tradisi itu sendiri sudah sesuai dengan kriteria kanonisasi (isi, universalitas, dan umur). Terjemahan terjadi setelah Gereja awal/perdana. Maka yang diterjemahkan oleh ke 70 orang tersebut (septuaginta) adalah:
~ Kitab Suci yang berbahasa Ibrani.
~ Tradisi-tradisi yang beredar pada Gereja perdana.
            Kedua bagian di atas diterjemahkan bersama-sama dan masing-masing dari 70 orang tersebut menterjemahkan sendiri-sendiri, dan menurut mitos, hasil terjemahan 70 orang secara sendiri-sendiri tersebut bisa dikatakan sama. Maka bagian dari Septuaginta ada dua:
♠ Benar-benar terjemahan Kitab Suci dari Bahasa Ibrani/yang asli, disebut protokanonika (daftar buku-buku yang pertama).
♠ Tradisi-tradisi (tambahan-tambahan), disebut deuterokanonika.
Maka dalam Septuaginta ada: Protokanonika (terjemahan asli Kitab Suci berbahasa Ibrani), dan Deuterokanonika (tambahan-tambahan/yang kemudian).
            Protestan menolak Deuterokanonika, bukan berarti menolak Septuaginta seluruhnya. Mereka mengakui sebagian dari Septuaginta (yang Protokanonika) dan menolak sebagian dari Septuaginta (yang Deuterokanonika). Mengapa? Ini terjadi karena teologi Protestan:
·         Sola Fide         : Hanya iman. Mengutamakan iman/pokoknya iman. Yang terpenting adalah iman. Baik dan benar tapi tidak beriman, tidak ada gunanya.
·         Sola Gratia      : Hanya rahmat. Keselamatan itu bukan karena usaha/perbuatan manusia, tapi sungguh melulu karena rahmat.
·         Sola Scriptura : Hanya Kitab Suci. Hanya Kitab Suci sebagai sumber iman. Maka tentu harus hanya Kitab Suci yang sungguh asli. Yang asli menurut mereka adalah Protokanonika, karena deuterokanonika menurut mereka adalah tambahan.

Mengapa Katolik mengakui dan memakai Deuterokanonika?
            Ingat akan tradisi-tradisi tadi, jika disebut tradisi-tradisi maka sudah sesuai dengan tiga/3 kriteria kanonisasi. Karena sudah sesuai dengan criteria kanonisasi, maka orang  Katolik mau meneruskan/melanjutkan dari apa yang sudah dipakai oleh Gereja Perdana.
            Supaya lebih jelas, mengapa protestan tidak mengakui Deuterokanonika sedangkan Katolik mengakui, ada suatu istilah terkait dengan Kitab Suci Deuterokanonika, yaitu istilah “Apokrif”. Istilah Apokrif menagndung dua arti:

1. Arti khusus
Menurut Protestan            : Deuterokanonika adalah tambahan , tidak asli, karena itu “palsu”. Karena Deuterokanonika itu merupakan tambahan dan “palsu”, maka jangan dipakai, iman harus didasarkan pada sumber yang asli/otentik.
Menurut Katolik   : Apokrif adalah yang tersembunyi (karena dalam Kitab Suci Bahasa Ibrani tidak ada), tetapi ternyata tetap merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani, tetapi bukan Kitab Suci, melainkan tradisi-tradisi. Karena tradisi-tradisi itu telah dipakai oleh Gereja Perdana, maka diterima dan diakui.

2. Arti umum  menurut Protestan dan Katolik
Apokrif berarti “palsu”, artinya tidak sesuai dengan criteria kanonisasi. Misalnya Injil Barnabas, Injil Thomas, Injil Petrus dan beragam tulisan lain.

Ekskursus: Sekilas Tentang Injil Barnabas
            Injil ini sering dipakai oleh orang-orang Islam untuk menyerang orang-orang Kristen. Injil Barnabas ditulis dalam bahasa Spanyol dan Italia.
            “Injil Yesus yang Disebut Kristus, Seorang Nabi Baru yang Diutus Ke Dunia menurut Barnabas Rasul-Nya”. Kata “menurut”  mengandung dua arti: bisa  berasal dari Barnabas Rasul, bisa juga dari penulisnya.
            Dari penelitian-penelitian para ahli ditemukan kesaksian  bahwa Injil Barnabas ditulis antara tahun 1300-1600 M. Penulisnya adalah Marino de Randa. Dia adalah seorang Yahudi yang dipaksa masuk Katolik karena ia pindah ke Spanyol (dulu Spanyol mewajibkan setiap orang untuk menjadi katolik, agama Negara). Sebagai seorang Yahudi, sulit baginya untuk menerima/menjadi Katolik (bagaimana mungkin saya mengikuti Yesus, orang yang saya bunuh?). Lebih mudahlah bagi seorang Yahudi untuk menjadi Islam daripada menjadi Katolik. Kemudian ia pergi ke Itali dan bertemu dengan orang Islam dan ia menjadi Islam.
            Jadi Marino De Randa memiliki latar belakang seorang “Yahudi” yang dipaksa menjadi “Katolik”, dan akhirnya pindah ke Islam. Maka ia berusaha membenarkan Agama Islam (yang ia anut) untuk lepas dari Katolik, dan ia membuat argument-argumen untuk membenarkan Islam.
Isi dari/tujuan dari Injil Barnabas:
Ø  Mau memperlihatkan bahwa Yesus bukanlah Mesias (ini pengaruh Yahudi)
Ø  Meramalkan akan datangnya nabi Muhamad (ini pengaruh Islam)
            Untuk itu Marino membuat kombinasi dari 4 Injil ditambah kutipan-kutipan dari Al-Quran dan Hadits (keterangan-keterangan tentang Al-Quran). Karena menguasai bahasa Spanyol dan Itali, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa Spanyol dan Itali. Karena tulisan ini berasal dari tahun 1300-1600 M, maka tidak mungkin dari Barnabas Rasul Yesus, karena Barnabas merupkan teman seperjalanan Paulus. Paulus Rasul (I: tahun 45 – 48 M; II: 49 – 52M), tidak mungkin/tidak sesuai dengan tahun penulisan Injil Barnabas (1300-1600 M).
Beberapa ayat yang menunjukkan kepalsuan Injil Barnabas:
Bab 22    : “Meskipun aku tiada bersalah di dunia, Aku disebut Allah dan Anak Allah, maka supaya Aku tidak diejek setan-setan di hari kiamat, Allah menghendaki Aku diejek manusia dengan matinya Yudas yang dikira Aku yang mati dan ejekan itu akan terus berlangsung sampai datangnya Mohamad utusan Allah…”.
Bab 28    : “Dan berubahlah wajah Yudas menjadi wajah Yesus  sehingga Yudas ditangkap  dan disalibkan , karena ia disangka Yesus…”.
No. 218  : “Para murid Yesus yang tidak taqwa pada Allah pergi pada malam hari dan mengambil mayat Yudas  dan menyembunyikan, lalu mereka menyatakan Yesus bangkit”.

4. Kitab Suci Tidak Sama dengan Surat Allah Kepada Umat-Nya
            Kitab Suci tidak sama dengan surat Allah kepada umat-Nya, tetapi merupakan sabda Allah yang tertulis dalam bahasa manusia. Mengapa demikian? Surat, berarti ada 2 kemungkinan: ditulis sendiri, atau didektekan untuk ditulis oleh orang lain. Sedangkan Kitab Suci, bukan Allah yang menulis dan Allah juga tidak mendektekan supaya ditulis. Maka jika Kitab suci disebut sebagai surat Allah kepada umat-Nya, tampaknya tidak pas/ tidak sesuai, dan jangan dipakai.
            Yang benar adalah bahwa Kitab Suci merupakan Sabda Allah yang tertulis dalam bahasa manusia (penyataan diri Allah, orang mengalami siapa itu Allah), bisa melalui peristiwa sehari-hari, melalui sabda/perkataan, kotbah, nasehat. Umumnya peristiwa dan sabda terdai secara lisan (dialami), baru dikemudian hari dituliskan  atas dasar inspirasi (pengalaman iman), bukan didektekan oleh Allah, tetapi diinspirasi oleh Allah.

5.  Kitab Suci Bersifat Normatif
Gereja menerima Kitab Suci sebagai norma/aturan hidup karena Gereja mengimani bahwa Kitab Suci diilhami/diinspirasikan oleh Roh Kudus.
1.                  Alasan Kitab Suci bersifat normatif
Kitab Suci bersifat normatif karena diterima sebagai norma dasar Gereja atau aturan hidup dalam Gereja, diilhami/dinspirasikan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah/wahyu kehendak Allah. Selain Kitab Suci, Tradisi Apostolik dan Magisterium Gereja juga merupakan norma bagi Gereja.
2.                  Obyek/cakupan normatif dari Kitab Suci
Kitab Suci bersifat normatif menyangkut dua hal: Iman dan perbuatan. Dalam hal iman Kitab Sucimenjadi norma bagaimana Gereja beriman, bagaimana manusia menjawab undangan Tuhan secara benar sesuai Kitab Suci. Dalam hal perbuatan Kitab Suci menjadi norma bagaimana manusia bertingkah laku dalam dunia dan sejarah sesuai dengan Kitab Suci.
3.                  Subyek/pelaku normatif  dari Kitab Suci
Kitab Suci (Alkitab) diperuntukkan  bagi seluruh umat Kristen (Katolik) sebagai satu komunitas ; bagi Gereja sebagai suatu struktur sosial; dan bagi Hierarki Gereja untuk menjalankan fungsinya sesuai semangat injil-melayani, bukan sebagai tuan – penguasa.
4.                  Sumber sifat normatif Kitab Suci
Sumber sifat normatif Kitab Suci berasal dari Allah sendiri yang hadir dalam sabda-Nya yang berinkarnasi dalam Kristus.

6. Tafsir Kitab Suci: Upaya Memahami maksud Kitab Suci (DV 12)
1.      Menangkap maksud Allah: Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan cermat apa yang mau disampaikan Allah lewat penulis Kitab Suci.
2.      Menangkap maksud pengarang: Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki jenis-jenis sastra dalam Kitab Suci, situasi zaman saat Kitab Suci dituliskan guna mengerti maksud pengarang Kitab Suci.
3.      Roh Kudus adalah penafsir Kitab Suci. Kitab Suci harus ditafsirkan dalam terang Roh Kudus. Konsili Vatikan II memberikan beberapa kriteria:
-        Penafsir harus memperhatikan dengan seksama isi dan kesatuan seluruh Kitab Suci: pusat dan hatinya adalah Yesus Kristus.
-        Penafsir harus membaca Kitab Suci dalam terang tradisi hidup seluruh Gereja.
-        Penafsir harus memperhatikan analogi iman: hubungan kebenaran-kebenaran iman dalam keseluruhan wahyu.
Alkitab disebut Perpustakaan Mini
            Alkitab juga bisa disebut “perpustakaan mini”.
Perpustakaan   : Umumnya ada banyak buku
                        : Maka umumnya juga ada banyak pengarang.
Kenyataannya, Alkitab kita memang ditulis oleh banyak pengarang dan terdiri dari banyak buku, maka disebut sebagai perpustakaan, dan karena kecil maka disebut perpustaakan mini.
Jumlah buku dalam Kitab Suci ada 72 buku: PL (45 buku), PB (27 buku). Kitab PL berkaitan dengan judul ada 46  (Ezra-Nehemia: 2 judul 1 buku).
Ingat bahwa Istilah Perjanjian Lama pertama kali di pakai oleh PAULUS ( 2 Kor 3:14). Ini pada waktu Gereja perdana, masalahnya mengapa disebut PL & PB??
Ø  Berkaitan dengan asal → PL berasal dari bangsa Israel, PB berasal dari Gereja perdana (orang- orang yang percaya pada Yesus)
Ø  Berkaitan dengan isi → PL terbatas pada satu bangsa yakni Israel, PB untuk semua orang yang percaya.
            Dalam Kitab Suci berbahasa Ibrani dan dalam Kitab Suci berbahasa Yunani (Septuaginta), Ezra-Nehemia hanya dihitung 1 buku, tetapi judulnya ada 2, maka ada 46 judul, 45 buku.
            Dalam Kitab suci berbahasa Latin (terjemahan Kitab Suci dari Ibrani ke Latin: Vulgata), Ezra-Nehemia dihitung  2 judul dan 2 buku, maka jumlah Kitab Suci Perjanjian Lama baik judul maupun bukunya ada 46.
            Maka dalam Kitab Suci berbahasa Ibrani dan Yunani (Septuaginta), semua buku dalam Perjanjian Lama ada 45 buku karena Ezra–Nehemia disatukan/digabung. Sedangkan dalam Kitab Suci berbahasa Latin (Vulgata), semua buku dalam Perjanjian Lama ada 46 buku karena Ezra – Nehemia dipisahkan.


2. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
2.1 Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL)
Orang Yahudi menghitung jumlah KSPL: 24 Kitab. Orang protestan menghitungnya 34 Kitab, sedangkan Katolik 45 Kitab.
KSPL dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni Kitab Taurat (Torah), Kitab Nabi-nabi (Nebiim), Kitab Hikmat/Kebijaksanaan (Ketubim).

2.1.1 Kitab Taurat (Torah)
Kitab Taurat Musat (bahasa Indonesia) yang dalam bahasa Ibraninya Torah dan dalam bahasa Yunaninya Pentateukh memiliki arti sebagai Lima gulungan kitab/buku (Kej, Kel, Im, Bil, Ul).
a. Kejadian: bercerita tentang penciptaan dunia dan awal mula sejarah bangsa Israel.
b. Keluaran: memuat tentang sejumlah hukum  dan mengisahkan pengungsian ke tanah Mesir, dan exodus (keluar dari tanag Mesir).
c. Imamat: memuat tentang perayaan-perayaan / peribadatan selama di padang gurun.
d. Bilangan: memuat banyak data, angka-angka, daftar-daftar (yang aktual dan benar). Juga memuat tentang kelanjutan perjalanan bangsa Israel di padang gurun sekaligus memuat beberapa hukum
e. Ulangan: mengisahkan kembali wejangan-wejangan dari Musa berkaitan dengan hukum-hukum dan nasihat dari Musa saat di padang gurun.

2.1.2 Kitab Nabi-nabi (Nebiim)
→ 15 Kitab disebut Kitab Sejarah (Kitab Sejarah Deuteronomistis dan Kitab Sejarah Kronistis)
→ 18 Kitab disebut Kitab Nabi-nabi
Ke – 15 Kitab sejarah digabungkan ke dalam Kitab Nabi-nabi karena Kitab sejarah mengisahkan tokoh-tokoh karismatis (Yosua, hakim-hakim), maka dimasukkan ke dalam Kitab Nabi-nabi walupun tokoh-tokoh itu tidak kita sebut nabi. Artinya, gejala-gejala kenabian ada dalam tokoh-tokoh karismatis tersebut, sehingga digabungkan dalam kitab nabi-nabi (karena mereka juga melaksanakan tugas nabi.

a. Ke – 15 Kitab Sejarah
1).         Kitab Yosua: melanjutkan kisah Pentateukh (mau menggabungkan Kitab pentateukh dengan Kitab sejarah), berkaitan dengan perebutan tanah kanaan dan pembagian ke -12 suku Israel. Setela Yosua mati, digantikan oleh hakim-hakim.
2). Kitab H      akim-hakim: Tugas hakim adalah memimpin dalam militer dan keagamaan (pemimpin itulah yang diberi gelar hakim). Isi kitab adalah perang bangsa Israel yang baru menetap di Kanaan, berperang dengan bangsa-bangsa sekitar.
3). Kitab Rut: Mengisahkan seorang perempuan yang bernama Rut dari Moab (bangsa kafir), tetapi justru ialah yang menjadi nenk moyang Raja Daud.
4). Kitab Samuel (1 dan          2 Samuel): mengisahkan tentang perang Samuel dalam sejarah lahirnya Kerajaan Israel dari ke – 12 suku Israel. Samuellah yang kemudian mengangkat raja Saul. Samuel menjadi masa akhir dari hakim-hakim dan awal masa nabi-nabi/pembuka gerbang untuk nabi-nabi.
5). Kitab Raja-raja (1 dan       2 Raja-raja): mengisahkan tentang terpecahnya Kerajaan Israel menjadi Kerajaan Utara (Israel) dengan ibukotanya Samaria dan Kerajaan Selatan (Yehuda) dengan ibukotanya Yerusalem.
6).        Kitab Tawarikh: Mengisahkan tentang kronologi (kronik), mengenai catatan-catatan sejarah kehidupan Israel. Isinya menceritakan/mengisahkan kembali ringkasan sejarah Israel dari awal sampai ke pembuangan. Karena merupakan ringkasan dari sejarah Israel, maka lebih lengkap dari Kitab raja-raja, juga lebih jelas “benang merahnya”.
7). Kita            b Ezra – Nehemia: mengisahkan tentang perang oleh Ezra (imam), juga oleh Nehemia (Gubernur) dalam membangun kembali Yerusalem dan Bait Allah pada saat mereka kembali dari pembuangan di Babilon.
8). Kitab Tobit: mengisahkan tentang penderitaan seseorang yang bernama Tobit, tetapi kemudian anakknya yang bernama Tobia menikah dengan Sara dan mendatagkan kebahagiaan bagi Tobit.
9). Kitab Yudit:  mengisahkan tentang seorang perempuan Israel yang berhasil menyelamatkan orang-orang Israel dan kota Yerusalem dari serangan musuh.
10). Kitab Ester: mengisahkan tentang seorang perempuan Israel  yang bernama Ester yang menjadi permaisuri raja Persia dan menyelamatkan bangsa Israel dari ancaman pembunuhan/pembantaian suku.
11). Kitab Makabe (1 dan 2 Makabe): mengisahkan tentang perang kemerdekaan menumpas penindasan dan penjajahan. Perang dipimpin oleh Yudas dari keluarga Makabe. Penindasan dilakukan oleh Antiokus II Epifanes, yang menyebarkan Hellenisme (Budaya Yunani-Romawi). Bagi yang tidak mau mengikuti budaya Hellenis akan disiksa dan dibunuh. Keluarga Makabe tidak mau mengikuti budaya Hellenis dan tetap berpegang teguh pada budaya Israel, mereka berjuang demi kebenaran/kemurnian agama.

b. Ke – 18 Kitab Nabi-nabi
→ Ke-18 Kitab Nabi-nabi ini dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
-  4 Kitab disebut Nabi-nabi Besar
- 12 Kitab disebut Nabi-nabi Kecil
- 2 Kitab non-nabi tapi masuk dalam kelompok Kitab Nabi-nabi. Alasan yang mendasari hal ini ialah bahwa karena kedua kitab yang dimaksud erat kaitannya dengan Kitab Nabi-nabi, walaupun sebenarnya bukan Kitab Nabi-nabi.

1). Kitab Nabi-nabi Besar (4): Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel.
Disebut Nabi-nabi besar bukan karena ukuran orangnya yang besar, tetapi karena pengaruh ajaran nabi-nabi diatas sangat luas, atau lebih luas dibandingkan nabi-nabi yang lain bagi bangsa Israel.
2). Kitab nabi-nabi Kecil (12): Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleaki.
Disebut nabi-nabi kecil karena pengarunhnya tidak terlalu luas, atau tidak seluas pengaruh nabi-nabi besar.
3). Kitab non-nabi tapi masuk dalam kelompok Kitab Nabi-nabi (2): Ratapan dan Baruk
Ratapan     : mengisahkan tentang lagu-lagu kematian bangsa Israel (penghancuran Israel,  penaklukaan Yerusalem, dan pembuangan ke Babel tahun 850 SM). Allah Israel dipandang kalah oleh dewa-dewi Babel.
Baruk         : mengisahkan tentang semangat hidup orang-orang Yahudi di perantauan. Baruk adalah seorang sekretaris Nabi Yeremia. Pada saat penghancuran Israel, Baruk dibawa oleh Yeremia ke perantauan, bukan di pembuangan.

2.1.3 Kitab Hikmat/Kebijaksanaan (Ketubim)
            Kitab hikmat/kebijaksanaan merupakan suatu rangkaian tulisan atas seni/cara hidup seseorang atau suatu bangsa. Kitab ini umumnya berupa sajak, puisi, atau nasihat yang isinya tentang Hikmat Kebijaksanaan Allah dan hikmat kebijaksanaan manusia serta sikap-sikap dan prilaku manusia dan alam sekitar.
Ada 7 (tujuh) Kitab Kebijaksanaan, yakni Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, dan Yesus Bin Sirakh. Berikut penjelasan singkat mengenai ketujuh kitab tersebut:
1). Kitab Ayub: mengisahkan tentang problematika seseorang bernama Ayub yang menderita, padahal Ayub itu orang yang saleh.
          Perlu diketahui bahwa dari Kitab Kejadian – Kitab Baruk tertanam teori/paham “Pembalasan dibumi”: Penderitaan itu berasal dari dosa. Orang baik/saleh akan selamat sedangkan orang berdosa akan menderita.
          Ayub adalah seorang yang saleh, kaya, memiliki banyak ternak, juga banyak anak, maka ia diberkati Allah. Kendati demikian, harta dan hewannya dirampas, anak-anaknya mati, dan ia sendiri menderita penyakitan.
          Maka kawan-kawan Ayub dan isteri Ayub  yang berpegang pada teori “pembalasan di bumi” datang dan menyuruh Ayub bertobat. Sementara Ayub sendiri bertanya “bagaimana harus bertobat kalau saya tidak bersalah/berdosa?”
          Kawan-kawan dan istri Ayub memiliki paham bahwa penderitaan itu karena dosa, maka Ayub harus bertobat, sedangkan Ayub tidak berdosa, maka Ayub naik banding kepada Allah. Di sini sebenarnya maudilukiskan bahwa paham tentang “penderitaan itu berasal dari dosa” tidak tepat lagi. Kisah Ayub sebenarnya menjadi anti tesis atas teori pembalasan di bumi bahwa penderitaan tidak selalu karena dosa.
2). Kitab Mazmur: isinya tentang kumpulan lagu-lagu keagamaan bangsa Israel
3). Kitab Amsal: isinya memuat kata-kata mutiara, pribahasa, pepatah, petuah, nasihat-nasihat bijak. Dalam Kitab Amsal sebenarnya lahir teori “pembalasan di bumi”, di mana teori tersebut lahir dari para tua Israel dengan melihat alam sekitar, dan menariknya sebagai suatu teori.
4). Kitab Pengkotbah, (Ibrani: Kohelet): isinya memuat renungan tentang keadaan malang manusia di dunia, di mana segala sesuatu sia-sia, usaha dan pekerjaan kita semua sia-sia karena manusia pasti mati sehingga sia-sia. Maka yang paling bijak adalah bertaqwa pada Allah.           
5). Kitab Kidung Agung: isinya tentanbg kisah cinta antara muda-mudi yang merupakan gambaran kisah cinta antara Allah dan bangsa Israel.          
6). Kitab Kebijaksanaan Salomo: isinya tentang wejangan khusus mengenai kematian orang-orang baik dan keadaannya kelak di alam baka
7). Kitab Yesus bin Sirak: isinya tentang kumpulan dari petuah-petuah, wejangan-wejangan, renungan-renungan, dan pepatah-pepatah dari seseoran yang bernama Yesus bin Sirak.

2.2 Kitab Suci Perjanjian Baru
2.2.1 Injil (Kabar gembira)
            Kata Injil berasal dari bahasa Yunani, euanggelion. Secara profan, kata euanggaelion berarti “upah” penyampaian kabar baik. Tetapi di kemudian hari berubah menjadi “kabar baik” saja. Sedangkan secara religius, kata euanggelion erat kaitannya dengan kultus penobatan/naik tahtanya seorang kaisar  atau kelahiran kaisar. Upacara/kultus inilah yang disebut “kabar gembira”.
            Dalam Perjanjian Lama, kata yang hampir serupa dengan euanggelion (kabar baik, kabar gembira) ialah bissan (Ibrani) yang berarti mewartakan kabar kesejahteraan, kebebasan, dan keselamatan. Dalam Perjanjian Baru sendiri, kata euanggelion diartiakan kemudian sebagai suatu kabar keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus.

Injil terdiri dari 4 (empat) Kitab/buku, yakni Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
a.    Injil Matius: dilambangkan dengan “manusia” karena ia mengawali Injilnya dengan silsilah Yesus Kristus sebagai manusia.
b.    Injil Markus: dilambangkan dengan “singa” karena ia mengawali Injilnya dengan kisah Yohanes Pembaptis yang berteriak-teriak dipadang gurun. Teriakan-teriakan itu bagaikan singa yang mengaum-ngaum.
c.    Injil Lukas: dilambangkan dengan “lembu” karena ia mengawali Injilnya dengan kisah Zakaria yang bisu. Kebisuan Zakaria ini seperti lembu yang akan dijadikan kurban.
d.   Injil Yohanes: Yohanes dilambangkan dengan “rajawali” karena ia mengawali Injilnya dengan kisah mengenai karya Allah sendiri (menunjukkan ke Allahan Yesus) Yesus berasal dari Allah, dari Atas, turun kedunia, menukik ke dunia bagai rajawali.
            Injil Yohanes tidak termasuk ke dalam Injil sinoptik karena Injil Yohanes sangat berbeda dengan ke tiga injil yang lain. Dalam Injil sinoptik terdapat kronologi waktu mulai kelahiran Yesus, karya Yesus, sampai kematian-Nya di Salib. Dalam Injil Yohanes tidak ada kronologi waktu, kisahnya melompat-lompat.  Injil Yohanes ditulis tahun 100/terakhir bla dibandingkan ke 3 Injil yang lain.

Injil Sinoptik

            Injil Sinoptik, dari kata sinopsis (kata Yunani), artinya “selayang/sekilas pandang”. Yang termasuk Injil Sinoptik adalah: Matius, Markus, dan Lukas. Ketiganya disebut sebagai Injil Sinoptik karena sekilas pandang ketiganya sama. Namun jika dicermati dengan teliti akan ditemukan banyak perbedaan, tetapi jika sekilas pandang akan tampak sama.

→ Injil Sinoptik, mengapa ada persamaan dan perbedaan?
            Ini berkaitan dengan beberapa teori:
Ø Teori tanpa ketergantungan
Teori ini menyatakan bahwa para penginjil menulis injilnya sendiri-sendiri berdasrakan tradisi yang beredar dalam jemaat, tanpa ada hubungan dan ketergantungan satu sama lain. Teori ini kurang diminati.
Ø Teori Matius Aram
Teori ini menyatakan bahwa injil yang tertua adalah Matius berbahasa Aram yang ditulis  oleh rasul Matius. Dan Injilitu menjadi dasar penulisan/dipakai oleh Markus dan Lukas dalam menulis Injilnya, maka dari itulah ada persamaan dan perbedaan karena dasarnya Injil Mateus berbahasa Aram. Teori ini cukup berpengaruh, dan mempengaruhi urutan-urutan Injil dalam Kitab Suci sekarang.
Ø Teori dua atau empat sumber
·      Teori ini menyatakan bahwa Injil yang tertua adalah Markus, dan Injil Markus menjadi dasar penulisan/dipakai oleh Matius dan Lukas.
·      Kendati Matius dan Lukas memakai Injil Markus sebagai sumber penulisan, mereka  juga memiliki sumber yang lain lagi yang disebut sumber “Q” (Quelle: sumber-sumber). Maka sumber yang dipakai oleh Matius dan Lukas adalah Injil Markus dan Quelle sehingga ada persamaan dan ada perbedaan. Karena memakai sumber Markus, maka ada persamaan antara ketiganya. Karena memakai sumber Quelle, maka Matius dan Lukas ada persamaan, tetapi ada perbedaan dengan Markus karena Markus tidak memakai Quelle.
·      Selain memakai Injil Markus dan Quelle, ternyata Matius juga mempunyai sumber sendiri, sumber khusus “Sondergut” (sumber khas milik Matius)
·      Lukas juga mempunyai sumber khusus “Sondergut” (sumber khas milik Lukas)
·      Dengan demikian ada 4 sumber:
-       Dari sumber Markus: Ada persamaan antara Matius, markus, dan Lukas
-       Dari sumber Quelle: Ada persamaan antara Matius dan Lukas, tetapi ada perbedaan denagn Markus
-       Dari sumber Sondergut  (sumber khas milik Matius): Mateus berbeda dengan Markus dan Lukas
-       Dari sumber Sondergut (sumber khas milik Lukas): Lukas berbeda dengan Matius dan Markus.
     Penemuan teori ini tergolong baru, namun paling mendekati kebenaran. Karena penemuan ini baru, sedangkan urutan Injil  sudah dibakukan sebelumnya sehingga kendati Markus adalah Injil yang tertua, namun urutannya tidak dibuat menurut Markus.

→ Injil Yohanes, Tidak Masuk dalam Jajaran Injil Sinoptik
            Injil Yohanes tidak termasuk ke dalam Injil sinoptik karena Injil Yohanes sangat berbeda dengan ke tiga injil yang lain. Dalam Injil sinoptik terdapat kronologi waktu mulai kelahiran Yesus, karya Yesus, sampai kematian-Nya di Salib. Dalam Injil Yohanes tidak ada kronologi waktu, kisahnya melompat-lompat.  Injil Yohanes ditulis tahun 100/terakhir bla dibandingkan ke 3 Injil yang lain.

2.2.2 Kisah Para Rasul
      Kisah Para Rasul di tulis oleh Lukas. Karena menurut Lukas mengenal Yesus hanya dipenampilan dunia saja tidak cukup ( dalam injil Lukas dituliskan mengenai penampilan Yesus di dunia : dari lahir s/d naik ke surga), sehingga belum cukup jika hanya membaca injil, maka ;
-          Lukas mengisahkan para rasul (tentang pengaruh hidup Yesus bagi para rasul)
-          Lukas mengisahkan tentang kesaksian : tentang Yesus setelah Ia meninggalkan panggung dunia sebagaimana dialami dan diwartakan oleh para muridnya dan Gereja Perdana.
Kisah Para Rasul menceritakan peristiwa yang sangat penting :
“ Pentahbisan”  yakni lahirnya gereja hingga karya misioner dari Paulus.

2.2.3 Ke-13 Surat Paulus
Ø  Surat Paulus kepada jemaat di Roma, I dan II Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, I dan II tesalonika
Ø  Surat Paulus I dan II kepada Timotius, Titus, Filemon.
Ø  Surat kepada orang Ibrani.
Urutan surat ini tidak didasarkan atas kronologi waktu penulisan, tapi didasarkan atas :
·         Panjang pendeknya surat ( yang panjang ditulis lebih dahulu).
·         Alamatnya (yang dialamatkan untuk jemaat didahulukan daripada yang untuk perseorang).
Surat yang tertua adalah surat I dan II Tesalonika. 13 surat ini di bagi juga dalam 9 surat untuk jemaat, 4 surat untuk perorangan. Secara khusus :
ü  Surat I dan II timotius dan Titus disebut surat “Pastoral” karena disurat- surat itu memberikan pedoman penggembalaan umat setempat (Pastoral).
ü  Surat kepada jemaat di RomaI dan II KorintusGalatia disebut surat Paulus yang Besar/ Mayor karena panjang surat itu.
ü  Surat kepada jemaat di EfesusFilipiKolose dan Filemon di sebut surat- surat dari penjara karena surat- surat itu ditulis Paulus saat ia di penjara.

2.2.4 Surat kepada orang Ibrani
            Dulu surat kepada orang Ibrani ini pernah dikelompokan ke dalam surat Paulus (sehingga ada 14), tapi sekarang tidak. Dulu digolongkan kedalam surat Paulus karena ide- ide atau gagasannya sangat dekat denga surat Paulus, tapi dikemudian hari diragukankarena bahasa dan gaya bahasanya berbeda dengan Paulus. Karena diragukan maka tidak dikelompokan ke dalam surat Paulus dan menjadi surat tersendiri.

2.2.5 Surat-surat katolik
            Surat Katolik terdiri dari 7 (tujuh) buku. Ke-7 surat katolik itu yakni Yakobus, I dan II Petrus, I, II, dan III Yohanes, dan surat Yudas.
Disebut surat katolik bukan berarti dilamatkan untuk orang katolik, tapi karena di tujukan kepada orang-orang kristiani pada umumnya (di manapun berada) tidak terbatas pada orang, kelompok tertentu. Kata katolik (katolikhos: tentang hal yang universal, umum, tidak terbatas).

2.2.5 Kitab Wahyu
            Paling akhir dari Kitab Suci kita adalah Kitab Wahyu. Isinya berbicara tentang akhir dari sejarah yaitu berupa serangkaian penglihatan mengenai hal ikwal umat Kristen  dan dunia secara keseluruhan. Kekhasan Kitab berisi tentang hal-hal dimasa depan dan akhir zaman, berbeda dengan kitab-kitab yang lain yang berbicara tentang masa lampau dan masa sekarang (masa penulis Kitab Suci).



Kantor Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan Liturgi KAPal, 28 Juni 2011
                                                                                                                        


LKPD SISWA KELAS 10 MIPA 1

  LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) MENGEMBANGKAN KARUNIA  ALLAH Sekolah                                 :     SMA Katolik Santo Fransis...